Rabu, 12 November 2008

SDM sebagai Pemaju Pringsewu

Oleh Ikhsanudin

Di antara sekian banyak sektor yang menjadi andalan untuk memajukan Kabupaten Pringsewu, Sumber Daya Manusia (SDM) adalah pemaju yang paling utama. Pemaju-pemaju lain dapat dipertinggi perannya setelah mendapat sentuhan pemajuan oleh insan-insan yang berdedikasi, terdidik, dan trampil. Di bandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Lampung, Kabupaten Pringsewu tergolong memiliki SDM yang paling maju. Tingkat kemajuan SDM Kabupaten Pringsewu terutama terlihat pada pendidikan, kesehatan, dan pendapatan perkapita.

Dengan penduduk yang lebih banyak mengenyam pendidikan, memiliki kesehatan baik, dan berpenghasilan (relatif) baik, Kabupaten pringsewu dapat menjadi primadona pengembangan usaha seperti tranportasi, perbankan, asuransi, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan bahkan layanan pendidikan dan kesehatan. Pringsewu yang relatif aman karena tabiat penduduknya juga dapat menjadi pilihan tempat tinggal dan rekreasi bagi warganya dan warga sekitarnya. Berkumpulnya manusia yang menjalankan usaha dan bekerja di Pringsewu juga akan menarik pertumbuhan sektor-sektor informal seperti warung, warung makan dan penjaja makanan, penjahit dan konveksi, rumah sewa dan kamar kos, serta bengkel dan tempat perawatan/pencucian kendaraan.

Oleh karena itu, pengembagan SDM perlu menjadi prioritas utama di Pringsewu. Pengembangan SDM tersebut dapat dilakukan dengan upaya peningkatan kesehatan dan gizi, pendidikan (forma, non-formal, dan informal - termasuk pendidikan agama dan peningkatan fungsi rumah ibadah), dan penataan infrastruktur fisik dan sosial. Peningkatan gizi dan kesehatan dapat dilakukan melalu posyandu, klinik, puskesmas, layanan kesehatan alternatif, rekreasi, dan rumah sakit. Peningkatan pendidikan dapat dilakukan dengan dukungan kepada sekolah-sekolah (negri dan swasta) kursus-kursus, kelompok-kelompok belajar, majlis taklim, kegiatan keagamaan, dan penyelenggaraan oendidikan tinggi. Di samping dapat meningkatkan mutu SDM, upaya-upaya di atas juga dapat meningkatkan sirkulasi uang dan aset.

Dua ancaman yang perlu diwaspadai dalam pengembangan Pringsewu adalah usaha waralaba, mal, dan rumah walet yang tidak terkendali. Usaha waralaba seperti AlfaMart dan IndoMaret berpotensi mematikan pedagang-pedagang lokal karena adanya kecenderungan monopoli penyediaan barang sementara penyerapan tenaga kerja tidak cukup besar. Keuntungan yang diperoleh oleh gerai-gerai waralaba sudah pasti akan keluar dari Pringsewu. Namun, untuk meningkatkan daya saing pedagang-pedagang lokal, keberadaan waralaba dalam jumlah terbatas diperlukan sebagai mitra tanding yang membuat pedagan lokal menjadi lebih dewasa dan waspada. Konsumen pada akhirnya yang akan memetik keuntungan.

Sementara itu, keberadaan rumah-rumah burung walet telah membuat wajah Pringsewu amat buruk, peningkatan harga tanah menjadi tidak rsional dan menyebabkan penduduk lokal yang berpenghasilan sedang dan rendah tidak mampu membeli, dan ancaman penyakit akibat populasi burung yang tidak wajar dan berdekatan dengan penduduk. Masyarakat kecil di Pringsewu menerima dampak kesehatan dan sosial tetapi keuntungan terbesar diambil oleh para pemodal besar dan sebagian dari luar Pringsewu.

KEMBALI KE ATAS

Selamat: Kabupaten Pringsewu

Pringsewu Lolos tanpa Catatan

PRINGSEWU (Lampost): Calon kabupaten Pringsewu lolos tanpa catatan, setelah melalui proses tahapan penyeleksian, penelitian, dan pendalaman data layak dan tidaknya menjadi sebuah daerah otonom baru yang dilakukan Panitia Kerja (Panja) antara Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) dan Komisi II DPR.Mereka menyetujui tiga calon daerah otonom baru (DOB) dari 15 calon daerah yang bakal diusulkan ke DPR untuk diparipurnakan. Tiga daerah tersebut termasuk salah satunya Pringsewu, dinilai cukup layak dimekarkan tanpa adanya catatan dari Panja.Menurut Ketua Umum Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Pringsewu (P3KP) Wanawir, saat rapat pengurus P3KP dalam persiapan menghadapi paripurna calon kabupaten Pringsewu, di pendopo Pringsewu, Kamis (23-10), kabar tersebut setelah mendengar hasil rapat Panja, Rabu (22-10), dua calon daerah otonom baru yang lain dan lolos tanpa catatan, yakni Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dan Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.

"Artinya di Panja kita sudah selesai, selanjutnya akan disampaikan kembali pada rapat antara pemerintah dan Komisi II yang telah dijadwalkan pada 29 Oktober, dan mereka sudah membuat jadwal yang ditentukan melalui undang-undang yang dilanjutkan dengan jadwal pengesahan melalui sidang paripurna DPR bersama fraksi-fraksi pada 30 Oktober," jelasnya.

Lolosnya calon kabupaten Pringsewu tanpa catatan, berarti Pringsewu benar-benar layak. "Ini merupakan calon bayi yang lahir dengan sehat dan sudah waktunya. Maka wajar saja pemerintah pusat memberikan nilai dan respons yang cukup baik dengan nilai kelulusan 70 dan ada beberapa daerah calon otonomi baru masih di bawah nilai tersebut."Informasi yang diperoleh dari staf DPOD di Jakarta, selain tiga daerah yang dinilai lolos murni tanpa ada catatan, ada dua daerah yang lolos dengan catatan, yakni calon kabupaten Intan Jaya dan kabupaten Deiyai (Papua). Sementara itu, sisanya 10 daerah terbagi menjadi dua, lima daerah memerlukan pendalaman berupa pertimbangan DPOD dan lima daerah lainnya memerlukan pengkajian ulang.

Kesepuluh daerah itu; calon provinsi Tapanuli, kabupaten Nias Utara, kabupaten Nias Barat, kota Gunungsitoli, kota Berastagi (Sumatera Utara), kabupaten Mesuji, kabupaten Pesisir (Lampung), kabupaten Morotai (Maluku Utara), kabupaten Maibrat, dan kabupaten Tambarauw (Papua Barat).Sedangkan terkait rapat tersebut, Ketua Umum P3KP berharap semua pengurus masih harus terus berjuang meskipun kabupaten itu nantinya telah resmi. "Langkah kita saat ini bagaimana persiapan menghadapi diparipurnakan nanti, sekaligus berbicara program apa yang akan dilakukan setelah berhasil dan diresmikan menjadi kabupaten." n ONO/D-1

Sumber: Lampung Post, Sabtu 25 Oktober 2008, http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008102500102925

KEMBALI KE ATAS